Analisis dan Evaluasi Program PLS
Pelatihan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
A.
Pengertian Pelatihan Dan Pengembangan
1. Menurut Wexley dan Yuki (1976:282)
pelatihan merupakan suatu istilah yang menunjukkan perencanaan, pembentukan dan
memfasilitasi anggota organisasi atau karyawan dalam penggabungan keahlian,
pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan keadaan yang ada.
2. Menurut
Sondang P. Siagian, (2009:182) Pengembangan adalah suatu metode yang
berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja para pekerja di masa depan .
3. Mariot
Tua Efendi H (2002) latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha
yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan pegawai.
B.
Komponen-Komponen Pelatihan Dan
Pengembangan
Menurut Anwar
Prabu Mangkunegara (2009 : 51) ada beberapa komponen yang harus diperhatikan
dalam pelatihan dan pengembangan yaitu:
1. Tujuan
dan Sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat terukur.
2. Para
Pelatih (Trainers) harus ahlinya yang berkualitas memadai (Profesional).
3. Materi pelatihan
dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
4. Metode
pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan pegawai
yang menjadi peserta.
5. Peserta
pelatihan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
C. Tujuan
Pelatihan Dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan bagi SDM mempunyai tujuan yang
antara lain:
1. Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan
perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan
bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
2. Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk
menjadi kompeten dalam pekerjaan.
3. Membantu memecahkan persoalan operasional.
4. Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
5. Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam melaksanakan
tugas dalam bekerja.
6. Meningkatkan
tingkat professionalisme para karyawan.
D.
Manfaat
Pelatihan Dan Pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas
dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program
pelatihan dan pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:
1.
Meningkatkan
kuantitas dan kualitas produktivitas.
2.
Mengurangi
waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang
dapat diterima.
3.
Membentuk
sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.
Memenuhi
kebutuhan perencanaan semberdaya manusia.
5.
Mengurangi
frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6.
Membantu
karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat
di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang
efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering
dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas
tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan.
Program pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu
saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya
program dijalankan secara benar
E.
Gejala Pemicu Pelatihan Dan
Pengembangan
Gejala
Pemicu Pelatihan dan Pengembangan terdapat
beberapa fenomena organisasional yang dapat dikategorikan sebagai gejala pemicu
munculnya kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Tidak tercapainya standar
pencapaian kerja, karyawan tidak mampu melaksanakan tugasnya, karyawan tidak
produktif, tingkat penjualan menurun, tingkat keuntungan menurun adalah
beberapa contoh gelaja-gejala yang umum terjadi dalam organisasi.
Gejala
yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut menurut Blanchard and Huszczo (1986)
mencontohkan terdapat tujuh gejala utama dalam organisasi yang membutuhkan
penanganan yaitu :
1.
Low productivity (produktivitas yang rendah). Produktivitas
merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran
(output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan
suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan
dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi rendahnya produktivitas
sangatlah menpengaruhi sukses atau tidaknya sebuah perusahan dan organisasi
maka dengan alasan ini sangatlah memicu timbulmya gejala pelatihan dan
perkembangan.
2.
High absenteeism (absensi tinggi). Tingginya
absensi karyawan atau kemalasan karyawan dalam bekerja sangat mempengaruhi
produktivitas perusahaan. Hal tersebut menimbulkan gejala pemicu pelatihan dan
pengembangan.
3.
High turnover (omset tinggi). Semakin
sukses suatu perusahaan semakin tinggi pula omset perusahaan. Suksesnya
perusahaan dengan omset tinggi memiliki banyak ancaman dan tantangan maka dari
itu, perusahaan harus mempunyai strategi yang baik dalam mempertahankannya
dengan alasan tersebut memicu timbulnya gejala pelatihan dan pengembangan.
4.
Low employee morale (semangat kerja
karyawan rendah). Rendahnya semangat kerja dapat menurunkan produktivitas. Hal
tersebut dapat merugikan perusahaan untuk itu timbulah gelaja pemicu pelatihan
dan pengembangan.
5.
High grievances (keluhan tinggi).
Keluhan tinggi karyawan dapat berdampak buruk terhadap perusahaan oleh karena
itu gelaja pemicu pelatihan dan pengembangan ada untuk mengatasi hal tersebut.
6.
Strike (menyerang). Seiring dengan keluhan
yang tinggi tanpa mendapat respon dari perusahaan maka lambat laun karyawan
akan menyerang perusahaan. Padahal karyawan adalah tombak bagi perusahaan. Oleh
karena itu, gejala pemicu pelatihan dan pengembangan timbul demi kebaikan
perusahaan.
7.
Low profitability (profitabilitas
rendah). Profitablitas atau kemampuan memperoleh
laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh
mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka
profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah
pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai
profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Dari penjelasan
diatas bahwa profibilitas yang rendah sagatlah mempengaruhi kesuksesan sebuah
perusahaan atau organisasi sehingga perlulah pelatihan serta perkembangan di
perusahaan atau organisasi.
Ketujuh gejala tersebut sangat umum dijumpai dalam
organisasi yang dapat disebabkan oleh setidaknya tiga faktor yang meliputi :
kegagalan dalam memotivasi karyawan, kegagalan organisasi dalam memberi sarana
dan kesempatan yang tepat bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya,
kegagalan organisasi memberi pelatihan dan pengembangan secara efektif kepada
karyawan. Dalam situasi itulah program pelatihan sangat mengandalkan training
need analysis ( TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan. Dan merorientasi kepada
pengembangan karyawan meliputi :
1.
Adanya pegawai baru, memberikan orintasi
pekerjaan atau tugas pokok organisasi kepada pegawai yang baru direkrut sebelum
yang bersangkutan ditempatkan pada salah satu unit organisasi;
2.
Adanya peralatan kerja baru, mempersiapkan
pegawai dalam penggunaan peralatan baru dengan teknologi yang lebih baru,
sehingga tidak terjadi adanya kecelakaan kerja dan meningkatkan efesiensi
kerja;
3.
Adanya perubahan sistem
manajemen/administrasi birokrasi, mempersipakan pegawai dalam melakukan
pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru dibangun;
4.
Adanya standar kualitas kerja yang baru,
mempersiapkan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang
baru dibangun;
5.
Adanya kebutuhan untuk menyegarkan
ingatan , memberikan nuansa baru/penyegaran ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki;
6.
Adanya penurunan dalam hal kinerja
pegawai, meningkatkan kualitas kinerja pegawai sesuai dengan tuntutan
perkembangan lingkungan strategis;
7.
Adanya rotasi/relokasi pegawai, meningkatkan
pegawai dalam menghadapi pekerjaan dan situasi kerja yang baru.
F.
Kesimpulan
Pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia adalah
suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar bisa menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan,
keterampilan bekerja, tingkat professionalisme yang tinggi dalam bekerja agar
bisa meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dengan baik.
Gejala
pemicu munculnya pelatihan dan pengembangan menurut Blanchard and
Huszczo (1986) dapat
menjadi penilaian bagi organisasi/perusahaan untuk menangani kinerja karyawan
(SDM). Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan sangat penting dalam meningkatkan
kualitas kinerja karyawan (SDM).
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar