Minggu, 27 Maret 2016

Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Analisis dan Evaluasi Program PLS 

Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

A.      Pengertian Pelatihan Dan Pengembangan
1.    Menurut Wexley dan Yuki (1976:282) pelatihan merupakan suatu istilah yang menunjukkan perencanaan, pembentukan dan memfasilitasi anggota organisasi atau karyawan dalam penggabungan keahlian, pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan keadaan yang ada.
2.    Menurut Sondang P. Siagian, (2009:182) Pengembangan adalah suatu metode yang berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja para pekerja di masa depan .
3.    Mariot Tua Efendi H (2002) latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai.

B.       Komponen-Komponen Pelatihan Dan Pengembangan
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009 : 51) ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan yaitu:
1.      Tujuan dan Sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat terukur.
2.      Para Pelatih (Trainers) harus ahlinya yang berkualitas memadai (Profesional).
3.      Materi  pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
4.      Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan pegawai yang menjadi peserta.
5.      Peserta pelatihan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan

C.      Tujuan Pelatihan Dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan bagi SDM mempunyai tujuan yang antara lain:
1.    Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
2.    Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
3.    Membantu memecahkan persoalan operasional.
4.    Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
5.    Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas dalam bekerja.
6.    Meningkatkan tingkat professionalisme para karyawan.

D.      Manfaat Pelatihan Dan Pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:
1.    Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
2.    Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima.
3.    Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.    Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia.
5.    Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6.    Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan secara benar

E.       Gejala Pemicu Pelatihan Dan Pengembangan
Gejala Pemicu Pelatihan dan Pengembangan terdapat beberapa fenomena organisasional yang dapat dikategorikan sebagai gejala pemicu munculnya kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Tidak tercapainya standar pencapaian kerja, karyawan tidak mampu melaksanakan tugasnya, karyawan tidak produktif, tingkat penjualan menurun, tingkat keuntungan menurun adalah beberapa contoh gelaja-gejala yang umum terjadi dalam organisasi.
Gejala yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut menurut Blanchard and Huszczo (1986) mencontohkan terdapat tujuh gejala utama dalam organisasi yang membutuhkan penanganan yaitu :
1.    Low productivity (produktivitas yang rendah). Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi rendahnya produktivitas sangatlah menpengaruhi sukses atau tidaknya sebuah perusahan dan organisasi maka dengan alasan ini sangatlah memicu timbulmya gejala pelatihan dan perkembangan.
2.    High absenteeism (absensi tinggi). Tingginya absensi karyawan atau kemalasan karyawan dalam bekerja sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Hal tersebut menimbulkan gejala pemicu pelatihan dan pengembangan.
3.    High turnover (omset tinggi). Semakin sukses suatu perusahaan semakin tinggi pula omset perusahaan. Suksesnya perusahaan dengan omset tinggi memiliki banyak ancaman dan tantangan maka dari itu, perusahaan harus mempunyai strategi yang baik dalam mempertahankannya dengan alasan tersebut memicu timbulnya gejala pelatihan dan pengembangan.
4.    Low employee morale (semangat kerja karyawan rendah). Rendahnya semangat kerja dapat menurunkan produktivitas. Hal tersebut dapat merugikan perusahaan untuk itu timbulah gelaja pemicu pelatihan dan pengembangan.
5.    High grievances (keluhan tinggi). Keluhan tinggi karyawan dapat berdampak buruk terhadap perusahaan oleh karena itu gelaja pemicu pelatihan dan pengembangan ada untuk mengatasi hal tersebut.
6.    Strike (menyerang). Seiring dengan keluhan yang tinggi tanpa mendapat respon dari perusahaan maka lambat laun karyawan akan menyerang perusahaan. Padahal karyawan adalah tombak bagi perusahaan. Oleh karena itu, gejala pemicu pelatihan dan pengembangan timbul demi kebaikan perusahaan.
7.    Low profitability (profitabilitas rendah). Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Dari penjelasan diatas bahwa profibilitas yang rendah sagatlah mempengaruhi kesuksesan sebuah perusahaan atau organisasi sehingga perlulah pelatihan serta perkembangan di perusahaan atau organisasi.
Ketujuh gejala tersebut sangat umum dijumpai dalam organisasi yang dapat disebabkan oleh setidaknya tiga faktor yang meliputi : kegagalan dalam memotivasi karyawan, kegagalan organisasi dalam memberi sarana dan kesempatan yang tepat bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, kegagalan organisasi memberi pelatihan dan pengembangan secara efektif kepada karyawan. Dalam situasi itulah program pelatihan sangat mengandalkan training need analysis ( TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan. Dan merorientasi kepada pengembangan karyawan meliputi :
1.    Adanya pegawai baru, memberikan orintasi pekerjaan atau tugas pokok organisasi kepada pegawai yang baru direkrut sebelum yang bersangkutan ditempatkan pada salah satu unit organisasi;
2.    Adanya peralatan kerja baru, mempersiapkan pegawai dalam penggunaan peralatan baru dengan teknologi yang lebih baru, sehingga tidak terjadi adanya kecelakaan kerja dan meningkatkan efesiensi kerja;
3.    Adanya perubahan sistem manajemen/administrasi birokrasi, mempersipakan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru dibangun;
4.    Adanya standar kualitas kerja yang baru, mempersiapkan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru dibangun;
5.    Adanya kebutuhan untuk menyegarkan ingatan , memberikan nuansa baru/penyegaran ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki;
6.    Adanya penurunan dalam hal kinerja pegawai, meningkatkan kualitas kinerja pegawai sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis;
7.    Adanya rotasi/relokasi pegawai, meningkatkan pegawai dalam menghadapi pekerjaan dan situasi kerja yang baru.

F.       Kesimpulan
Pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar bisa  menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan bekerja, tingkat professionalisme yang tinggi dalam bekerja agar bisa meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dengan baik.
Gejala pemicu munculnya pelatihan dan pengembangan menurut Blanchard and Huszczo (1986) dapat menjadi penilaian bagi organisasi/perusahaan untuk menangani kinerja karyawan (SDM). Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan sangat penting dalam meningkatkan kualitas kinerja karyawan (SDM).

sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar